Firasat itu prasangka, ku rasa. Kadang melambungkan, kadang menekan. Tergantung sudut pandang dan persepsi. Lalu diakhiri dengan bulatnya keputusan. Baik atau buruk, itu hanya penilaian satu sisi. Tidak jarang bahkan hanya menggambarkan kebimbangan, antara menerima atau mengabaikan. Akankah tidak ada penyesalan saat menerima? Atau menjadi penyesalan saat mengabaikan? Hanya karena ketidak yakinan akan kesempatan mengambil dan menolak. Baik bagi mereka, belum tentu hatimu menerima. Saat penerimaan muncul diiringi berat dihati, jangan sampai, karena hari esok adalah hasil dari keputusan hari ini, atau hari kemarin. Lambat bukan artinya tak memikirkan, hanya terlalu banyak keraguan. Cepat bukan artinya tergesa-gesa, hanya mengesampingkan ribuan keraguan. Biarkan firasat hanyalah firasat. Karena hari esok adalah keputusanmu hari ini.